3.1.12

Permasalahan Keanekaragaman Budaya


“Permasalahan yang ditimbulkan Keanekaragaman Budaya”
Alternatif Pemecahan Masalah
Kelompok 5 XI IPS 2 :
- Ahmad Mauludin
- Bahjah Mardiah
- Deshinta Marga Putri
- Dipo Ramadhan
- Dwi Hartini
- Novi Setiawati
- Rodiyah
- Odhi Azhar

Permasalahan Keanekaragaman Budaya
Permasalahan silang budaya terkait dengan paham kultural materialisme yang mencermati permasalahan budaya dari pola pikir dan tindakan dari kelompok sosial tertentu. Pola temperamen yang relatif seragam ini ditentukan oleh faktor keturunan, kebutuhan dan hubungan sosial yang terjadi di antara mereka, sehingga dalam kehidupan suatu kebudayaan cenderung untuk mengulang-ulang bentuk-bentuk perilaku tertentu, karena pola perilaku tersebut diturunkan melalui pola asuh dan proses belajar.
Kemudian muncullah struktur kepribadian rata-rata, atau stereotipe perilaku yang merupakan ciri khas suku bangsa dan masyarakat tertentu. Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai budaya, karena adanya kegiatan dan pranata khusus. Perbedaan ini justru berfungsi mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat tersebut. Pluralisme masyarakat, dalam tatanan sosial, agama dan suku bangsa, telah ada sejak nenek moyang, kebhinekaan budaya yang dapat hidup berdampingan, merupakan kekayaan dalam khasanah budaya Nasional, bila identitas budaya dapat bermakna dan dihormati, bukan untuk kebanggaan dan sifat egoisme kelompok, apalagi diwarnai kepentingan politik.
Permasalahan silang budaya dapat terjembatani dengan membangun kehidupan multikultural yang sehat ; dilakukan dengan meningkatkan toleransi dan apresiasi antarbudaya. Yang dapat diawali dengan pengenalan ciri khas budaya tertentu, terutama psikologi masyarakat yaitu pemahaman pola perilaku masyarakatnya. Juga peran media komunikasi, untuk melakukan sensor secara substantif dan distributif, sehingga dapat menampilkan informasi apresiatif terhadap budaya masyarakat lain.
Pendidikan sebagai proses humanisasi menekankan pembentukan makhluk sosial yang mempunyai otonomi moral dan sensivitas /kedaulatan budaya, yaitu manusia yang bisa mengelola konflik, menghargai kemajemukan, dan permasalahan silang budaya. Toleransi budaya di lembaga pendidikan dapat diupayakan lewat pergaulan di sekolah dan muatan bidang studi, transformasi budaya harus dipandu secara pelan-pelan, bukan merupakan revolusi yang dipaksakan.

Berikut permasalahan-permasalahan yang sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat, dengan adanya keankaragaman budaya :
~ Beresiko mengundang konfilk akibat SARA
Berbagai konflik berbau SARA yang terjadi saat ini dinilai sebagai dampak merosotnya nilai Pancasila di masyarakat. Pancasila harus menjadi acuan dari seluruh sistem hukum dan sistem politik negara.
Bangsa Indonesia untuk kesekian kali berduka di era reformasi karena konflik berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) kembali terjadi di sejumlah daerah. Dengan mengatasnamakan agama, sekelompok orang menyerang kelompok Ahmadiyah
bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengakui banyak perbedaan dan seharusnya tidak ada konflik yang berujung pada kekerasan, ketika semua pihak memahami semboyan Bhineka Tunggal Ika tersebut. Dalam konsep sosiologi, sebuah konflik dapat terjadi, apabila ada potensi yang memicu konflik yang mengarah pada kekuatan, kekuasaan, dan kepentingan.

~ Disintegrasi
Negara yang berbentuk kepulauan yang dipisahkan oleh lautan, sehingga akan memunculkan sikap ingin menguasai daerah sendiri dan tidak mau diatur.Kemudian keberagaman suku, ras, agama bisa memicu disintegrasi bangsa, karena setiap golongan pasti mempunyai budaya, watak, dan adat yang berbeda dan yang pasti mereka masing-masing mempunyai ego kesukuan ( Chauvinisme ) sehingga kan mudah konflik dengan suku-suku yang lain. Faktor disintegrasi yang lain ialah rasa ketidakadilan yang memicu pemberontakan kepada yang berbuat tidak adil. Jika pemerintah Indonesia tidak berbuat adil pada setiap daerah yang ada di Indonesia maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan dari masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut, sehingga pada akhirnya ada keinginan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

~ Pemerintah sulit mewujudkan keadilan
Ibarat sebuah keluarga, pemerintah merupakan orangtua sedangkan suku-suku, kelompok agama, dan golongan-golongan yang ada dalam masyarakat merupakan anak-anaknya. Apabila anak-anaknya memiliki kepribadian dan kegemaran yang berbeda-beda apalagi masing-masing sangat kuat pendiriannya, maka amat sulit bagi orang tuanya untuk menciptakan pelayanan yang adil bagi anak-anaknya. KKeadilan Pada dasarnya dapat di upayakan melalui beberapa pedoman. Menurut teori keadilan Materiil, suatu dianggap adil apabila masing-masing pihak memperoleh pembagian yang sama nilainya. Sementara itu menurut spiritual, sesuatu dianggap adil apabila masing-masing pihak secara psikologis tidak ada yang merasa di rugikan walaupun memperoleh pembagian yang tidak sama besarnya.


Alternatif pemecahan masalah:
Meminimalisi Konflik
Memang ada potensi ruang yang dapat menciptakan persengketaan konflik, dengan dua pilar manajemen konflik yakni resolusi konflik dan konflik sebagai alat berekspansi. Dalam resolusi konflik biasanya masyarakat berupaya mencari jalan keluar dengan meminimalisasi sebuah konflik, karena ada nilai-nilai yang mengatur dan dikenal dengan istilah bentuk perdamaian atau "mode of peace"

Cinta damai
Tidak ada agama satu pun yang mengajarkan tentang kekerasan karena semua sama pada prinsipnya mengajarkan kedamaian dan kebajikan. Namun masih saja ada sejumlah pihak yang mengatasnamakan agama untuk melakukan kekerasan terhadap sesama umat manusia.
Bangunlah hubungan yang harmonis dengan dasar saling percaya. Berikan kesempatan kepada orang lain untuk mengenali anda apa adanya. Berusahalah lebih mengenal orang yang ada di sekitar anda dengan modal kecil --tersenyum.

Hadapilah konflik atau masalahnya, jangan orangnya.

Dalam hal ini bisa menggunakan cara-cara seperti menggunakan teladan yang diterapkan orang dewasa lain

Hadapilah orang yang mengalami konflik dengan anda secara manusiawi, sementara masalah yang dipecahkan seadil-adilnya.
Jangan memaksakan diri untuk secepatnya konflik yang anda hadapi tuntas. Biarkan sedikit waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.Dengan terjadinya konflik, sebenarnya kita bisa memperoleh hubungan yang semakin baik. Persoalannya adalah apakah konflik yang terjadi tersebut kita anggap sebagai ujian atau merupakan petaka. Kalau kita mengganggap sebagai ujian, maka kita wajib menyelesaikannya secara tuntas

Mempererat Persatuan
Kemajemukan bangsa Indonesia yang meliputi bahasa, budaya,suku, agama dan ras, bisa menjadi daya integrasi maupun disintegrasi bangsa kita. Seperti yang kita ketahui, dengan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia kita dapat berkomunikasi antar suku dan ras sehingga hubungan akan terjalin dengan baik dan dapat mempererat persaudaraan sebagai satu bangsa besar yaitu bangsa Indonesia. Selain itu, keragaman antar budaya termasuk bahasa akan saling melengkapi satu sama lainnya menjadi kebudayaan nasional yang akan menjadi kebanggaan semua suku dan ras yang ada di Indonesia.
Meningkatkan rasa nasionalisme, dan toleransi antar sesama budaya yang ada di Indonesia

Mengembangkan sikap tenggang rasa Antarunsur Sosial
Apa bila sikap untuk menghargai Perbedaan dan bersedia bekerja sama atas dasar perbedaan-perbedaan menuju keutuhan dan persatuan bangsa, maka diperlukabsikap tenggang rasa antar komponen masyarakat. Sikap tenggang rasa sebenernya terjadinya konflik antar individu dalam masyarakat, sikap tenggang rasa ini dapat dibangun melalui wawasan yang luas tentang karakteristik suku-suku bangsa, kelompok-kelompok agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian akan muncul sikap toleransi yang dapat membangun aktivitas kebersamaan.

Berikut ini sikap-sikap yang harus di kembangkan untuk menjaga keutuhan masyarakat multikultural :
Bersikap toleransi terhadap nilai-nilai budaya suku bangsa lain;
Menghilangkan sikap primordial yang mengarah pada sikap etnosetrisme;
Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribada dan golongan;
Berusaha menyelesaikan masalah tidak dengan kekerasan, tetapi dengan musyawarah;
Bersikap adil dan jujur begi penyelenggara Negara dalam melaksanakan tugasnya tanpa membedakan suku bangsa dan kelas social;
Memiliki kesadara social dan menyadari peran yang dibawakan terutama para penyelenggara Negara agar tidak menimbulkan konflik;
Memiliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk menjaga kesatuan dan persatuan.

Sumber ; wikipedia, google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar